tugas softskill
edwina mulia 13514403
nurul hikrmah 185144274
TAREE ZAMEEN PAR
Sipnosis
Film ini menceritakan seorang anak bernama Ishaan
Nandkishore Awasthi. Dia adalah seorang anak berusia delapan tahun yang tidak
menyukai sekolah. Setiap pelajaran dirasakan sulit baginya dan ia terus-menerus
gagal ujian. Guru dan teman sekelasnya menjadikan Ishaan sebagai bahan
penghinaan. Di sisi lain, Ishaan memunyai dunia yang penuh keajaiban yaitu
negeri ajaib penuh dengan warna dan binatang animasi. Seni, meskipun tidak ada
yang menyadari hal ini pada awalnya. Ia sulit diatur sama orang tuanya dia
selalu terlambat jika bis jemputannya menjemputnya, ayah ishaan sangat sibuk
iya tak sepat memperhatikan anaknya bahkan sesekali anak itu buat salah iya
hanya memarahinya tanpa bertanya apa penyebabnya dan mengapa anaknya
melakukannya.
Ishaan memiliki kakak yang sangat
pintar kakaknya selalu mendapatkan juara 1 ayahnya selalu membeda bedakan Ishaan
dengan kakaknya. Sampai pada akhirnya Ishaan membolos sekolah, kedua orang tua
Ishaan di panggil ke sekolahannya, ayahnya tidak terima dengan guru yang bilang
anaknya tidak normal, ayahnya pun memindahkan Ishaan ke sekolah asrama dengan
paksaan sehingga Ishaan tidak bisa menerima nya, pada saat iya sudah pindah
teman temannya membully nya sama seperti di sekolah sebelumnya, Ishaan yang
makin tertekan sudah tidak banyak lagi bicara iya sudah berhenti untuk melukis,
ada salah satu guru yang mengerti akan kondisi Ishaan.
Guru nya pun mencari tau dengan
membaca buku Ishaan, ternyata tulisan Ishaan terbalik balik , guru nya pun
langsung mengunjungi rumah Ishaan, gurunya mencoba menjelaskan apa yang terjadi
pada diri Ishaan pada orang tuanya, namun sang ayah masih tidak percaya pada
kondisi anaknya tersebut tapi ayah nya tidak percaya ia masih berpikir kalo Ishaan
yang tidak ngin belajar. Ishaan pun memiliki IQ diatas rata-rata dan ia
memiliki bakat melukis tetapi ayahnya tidak percaya. Lalu gurunya pun memohon
kepada kepala sekolah untuk mengadakan perlombaan melukis, dan Ishaan lah yang
menang lalu semua percaya bahwa Ishaan memiliki kelebihan sendiri.
Analysis film
Ishaan tidak bisa membaca karena sulit untuk
mencerna huruf dan angka, ia juga sulit menerima perintah orang tuanya, ia
harus di bilangin beberapa kali dulu baru melakukannya dan dia harus melihat
mata yg berbicara dulu baru dapat mencernanya dengan baik. Kasus seperti ini
bisa di bilang iya mengalami disleksia. Disleksia adalah suatu gangguan belajar
yang ditandai oleh kesulitan membaca. Gangguan ini dialami oleh anak-anak yang
memiiliki penglihatan dan kecerdasan normal. Kadang anak penderita disleksia
tidak terdiagnosis dan disadari sampai anak tersebut sudah dewasa..
Ini termasuk kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan
bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum
dan gangguan membaca yang paling dikenal.
Ada 3 aspek kognitif penderita
disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi
perkembangan bahasa seseorang. Penderita disleksia secara fisik tidak akan
terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan
seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga
dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan
sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal
ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi
dalam beberapa hal. Sama halnya seperti Ishaan yang jika ia melihat angka atau
tulisan yang diberikan gurunya, ia selalu mengalami kesulitan dan menganggap
bahwa mereka adalah musuh bagi Ishaan. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa
penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar. Itu
seperti yang terjadi dengan Ishaan yang tulisannya terbalik balik, tidak dapat
memahami perintah orang tuanya.
Biasanya penyebab disleksia
dikaitkan dengan gen tertentu yang mengontrol perkembangan otak. Jika ada
anggota keluarga yang memiliki disleksia, anak pun cenderung memilikinya juga.
Gangguan belajar ini tampaknya mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan
kemampuan berbahasa. Anak penderita ADHD (attention-deficit/hyperactivity
disorder) memiliki resiko lebih tinggi terkena disleksia, begitu juga
sebaliknya. ADHD dapat menyebabkan berbagai kesulitan yang berkaitan dengan
konsentrasi dan perilaku hiperaktif/impulsif, yang mana membuat disleksia lebih
sulit ditangani. Selain mengalami kesulitan belajar, masalah disleksia pada
anak juga dapat mengalami kesulitan sosialisasi. Jika terus dibiarkan dan tidak
ditangani, disleksia dapat membuat anak menjadi rendah diri dan cemas. Tidak
jarang anak penderita disleksia akan menarik diri dari pergaulan dengan teman
sebaya dan tertutup bahkan kepada orang tuanya. Selain itu, beberapa di antara
mereka juga berperilaku buruk atau agresif. Pada kasus yang terjadi pada Ishaan
ketika ia tidak bisa apa-apa teman-teman sebayanya menjauhinya dan ia tidak
pernah menceritakan tentang kejadian-kejadian yang ia alami disekolahnya pada
orang tuanya sehingga membuat Ishaan merasa terasingkan ditambah lagi dengan
perlakuan ayahnya terhadap Ishaan yang makin membuat Ishaan semakin terpuruk.
Ishaan beruntung karena ada seorang
guru yang selalu memperhatikannya dan membantunya keluar dari masalah disleksia
tersebut sehingga ia dapat membuktikan kepada orang-orang bahwa ia mampu dan ia
sama seperti anak-anak pada umumnya, pada akhirnya Ishaan dapat kembali normal
ia dapat membaca dan menulis seperti anak-anak pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar