Rabu, 27 April 2016

KESEHATAN MENTAL

Nama kelompok : edwina mulia
                              fildzah raudina sabilah
                              prinncess schmieder
                              risma vega
                              nurul hikmah

A.  Identitas Jurnal

Ø  Judul: “Stress Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat”
Ø  Penulis: Ummu Hany Almasitoh
Ø  Departemen Penulis :
Universitas Widya Dharma Klaten, Fakultas Psikologi
Ø  Penerbit: Psikoislamika, Jurnal Psikoogi Islam (JPI) 2011. Lembaga Penelitian Pengembangan dan Keislaman (LP3K). Vol 8. No. 1 2011
Ø  Jenis penelitian: Study Kasus
Ø  Tujuan Penelitian: mengetahui apakah konflik peran ganda dan dukungan sosial mempengaruhi stress kerja pada perawat.
Ø  Metodologi:
Teknik Penelitian : Non random sampel secara purposive, wawancara semi terstruktur, angket dan skala.

B.  Ringkasasan jurnal
            Ellis dan Harley (2011) mendefinisikan perawat adalah orang yang merawat dan menjaga orang yang membutuhkan karena sakit. Berdasarkan wawancara dengan dua orang perawat salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta tugas tugas pokok perawat pelaksanaan bagian rawat inap antara lain, yaitu yaitu melaksanakan pengkajian perawatan, melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosis keperawatan, merencanakann dan melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada individu, melaksanakan pendokumentasian askep, melaksanakan sistem kerja yang terbagi atas tiga waktu yaitu pukul 06.30-13.30, pukul 13.30-20.30 dan pukul 20.30-06.30, melaksanakan tugas siaga on call di rumah sakit, memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaaan siap pakai, melakukan pre serta post conference dan serah terima pasien pada saat pergantian dinas, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang, dan melakukan droping pasien. Tugas-tugas yang begitu banyak serta monoton menjadi stresor bagi perawat, terkadang perawat juga harus berhadapan dengan sikap pasien yang emosional.
            Selain permasalahan yang dihadapi, permasalahan yang menimbulkan stress kerja perawat adalah keterbatasan SDM dan peran sebagai wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai ibu rumah tangga yang sama-sama membutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian. Stress kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah dan ketegangan emosional yang menghambat performance individu (robbins, 2004). Dalam kenyataannya, kebanyakan perawat di Indonesia adalah wanita. Peran ganda yang diemban oleh wanita ini sangat riskan dengan konflik keluarga-pekerjaan. Apalagi pada wanita yang bekerja, karena konflik yang dihadapi dapat menyebabkan seseorang tidak dapat berfungsi secara normal dan menjadi tidak seimbang (Mansfield,Koch,Henderson,Vicary,Cohen & Young,1991).

Kerangka kerja teoritik
Stres kerja
            Evan dan Johnson (2000) menyebutkan bahwa stress Kerja merupakan satu factor yang menentukan naik turunnya kinerja karyawan. Pemicu stress kerja tersebut berasal dari interaksi seseorang dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya yang tidak nyaman (Luthans, 1998). Ada tiga factor penyebab stress kerja, yaitu:
1.      Factor lingkungan, yaitu keadaan secara global. Lingkungan yang dapat menyebabkan stress ialah ketidakpastian lingkungan, seperti ketidakpastian situasi ekonomi, ketidakpastian politik, dan perubahan teknologi. Kondisi organisasi ini akan mempengaruhi individu yang terlibat didalamnya (Sheridan & Radmacher, 1992).
2.      Factor organisasional, yaitu kondisi organisasi yang langsung mempengaruhi kinerja individu. Kondisi-kondisi tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a)      Karakteristik intrinsik dalam pekerjaan, yaitu setiap pekerjaan memiliki kondisi yang berkaitan dengan pekerjaan.
b)      Karakteristik peran individu. Pekerjaan atau jabatan yang disandang individu memunculkan peran.
c)      Karakteristik lingkungan sosial. Komposisi personalia dalam organisasi akan membentuk pola hubungan interpersonal.
d)     Iklim organisasi, yaitu karakteristik khas yang bersifat relative tetap dari lingkungan suatu organisasi yang membedakannya dengan organisasi lainnya.
e)      Karakteristik fisik lingkungan kerja. Kondisi fisik lingkungan suatu pekerjaan memiliki pengaruh penting pada kinerja dan kepuasan kerja (Gifford, 1987).
3.      Factor individual, terdapat dalam kehidupan pribadi individu diluar pekerjaan, seperti masalah keluarga dan ekonomi (Sheridan & Radmacher 1992).

Aspek – aspek stress kerja
Menurut Schultz dan Schultz (1994) dan Robbins (2004), aspek – aspek stress kerja meliputi, pertama, deviasi fisiologis, hal ini dapat dilihat pada orang Yang terkena stress antara lain adalah sakit kepala,pusing,pening,tidak tidur teratur,susah tidur. Kedua adalah deviasi psikologis yang mencakup sedih,depresi,mudah marah,hati merana gelisah,cemas. Ketiga adalah deviasi perilaku yang mencakup kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi janji. 
Jenis-jenis stress kerja
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadidua, yaitu: (1) Eustress, adalah akibat positif yang ditimbulkan olehstres yang berupa timbulnya rasa gembira, perasaan bangga, menerimasebagai tantangan, merasa cakap dan mampu, meningkatnyamotivasi untuk berprestasi, semangat kerja tinggi, produktivitas tinggi, timbul harapan untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan, serta meningkatnya kreativitas dalam situasi kompetitif. (2) Distress, adalah akibat negatif yang merugikan dari stres, misalnya perasaan bosan, frustrasi, kecewa, kelelahan fisik, gangguan tidur, mudah marah, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul sikap keragu-raguan, menurunnya motivasi, meningkatnya absensi, serta timbulnya sikap apatis.
Konflik Peran Ganda
            Menurut Kahn (dalam  Duxbury & Higgins, 1991) adalah bentuk dari inter-role-conflict dimana tekanan peran dari pekerjaan dan lingkungan keluarga satu sama lain saling bertentangan. Parasuraman, Greenhauss, dan Granrose (1992) dan Voydanoff (1995), mengemukakan bahwa konflik peran ganda dapat terjadi dalam 3 jenis, yang pertama adalah konflik yang disebabkan waktu (time based conflict), kedua adalah konflik yang disebabkan oleh ketegangan (strain based conflict) dan yang ketiga, adalah konflik yang disebabkan oleh perilaku (behavior based conflict). Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya konflik peran ganda, yaitu pengasuhan anak dan bantuan pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan keluarga.
Dukungan Sosial
            Menurut Cohen dan Syme (1985), terdapat empar aspek dukungan sosial, yaitu:
1)      Dukungan emosional
2)      Dukungan informative
3)      Dukungan instrumental
4)      Penilaian positif
            Johnson dan Johnson (2000) mengungakapkan bahwa dukungan sosial secara umum akan meningkatkan:
1)      Produktifitas
2)      Kesejahteraan psikologi
3)      Kesehatan fisik
4)      Managemen stress yang produktif melalui perhatian, informasi, dan umpan balik.
C.  Analisis

Luthans mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh  perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Pada kasus perawat tersebut mengalami 2 peran yang berbeda dalam satu pekerjaan yaitu peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai perawat yang harus memperhatikan keadaan pasien. Hal itu menyebabkan perawat mengalami tuntutan psikologis dan fisik.
Dalam kasus yang ditunjukan diatas para perawat mengalami gangguan distress yang mengakibatkan perasaan bosan  dan kelelahan fisik (Quick and Quick) akibat harus membagi tugas antara perhatian kepada pasien dan perhatian pada keluarga. Namun disisi lain mereka juga mengalami Eustress  yang menyebabkan para perawat menjadi lebih bersemangat dalam menjalani pekerjaan karena adanya dukungan keluarga (dukungan sosial). Menurut Terry Beehr dan John Newman menyimpulkan tiga gejala dari stress pada individu, yaitu:
1)      Gejala psikologis :
a.       Komunikasi yang tidak efektif
b.      Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
c.       Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
2)      Gejala fisiologis :
a.       Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)
b.      Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahanyang kronis (chronic fatigue syndrome)
3)      Gejala perilaku
a.       Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

b.      Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman

Sabtu, 09 April 2016

KEPRIBADIAN YANG SEHAT MENURUT ERICH FROMM


ASUMSI DASAR FROMM
Asumsi dasar teori Fromm adalah bahwa kepribadian individu dapat dimengerti hanya dengan memahami sejarah manusia. “diskusi mengenai keadaan manusia harus mendahulukan fakta bahwa kepribadian, dan psikologi harus didasari oleh konsep antropologis-filosofis akan keberadaan manusia”. (Fromm, 1947.hlm.45)
Fromm percaya bahwa manusia, tidak seperti binatang lainya telah “tercerai berai” dari kesatun prasejarah dengan alam. Mereka tidak memliki inting kuat untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah melainkan mereka telah memperoleh kemampuan bernalar-keadaan yg disebut sebagai dilemma manusia. Di satu disisi, kemampuan ini membiarkan manusia bertahan, namun di sisilain, hal ini memaksa manusia untuk berusaha menyelasaikan dikotinomidasar yang tidak ada jalan keluarnya. Yaitu dikotonomi fundamental, ekstisensial.
TEORI FROMM
            Dasar teori Fromm hampir sama dengan Freud, Ia setuju dengan Freud yang menekankan pentingnya motivasi, tetapi ia tidak sependapat bahwa motivasi itu pertama-tama bersifat instingtif. Fromm berpendapat bahwa selain manusia terdorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organic, manusia juga terdorong menjadi masyhur dan berkuasa, untuk cinta dan untuk merealisasikan cita-cita religius dan humanistik.
Secara singkat, teori kepribadian yang digagas Fromm sebagai berikut:
Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia merasa semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadaan yang negatif di mana manusia-manusia melarikan diri.
Manusia selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksi yang ada padanya. Maksudnya bahwa seorang pribadi merupakan bagian sekaligus terpisah dari alam; merupakan binatang, dan sekaligus manusia.
Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa, “pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan manusia tentang kebutuhan manusa yang berasal dari kondisi-kondisi eksistensinya.
Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.

Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilus danbiofilus. Nekrofilus adalah orang yang tertarik pada kematian, sedangkanbiofilus adalah orang yang mencintai kehidupan.
Sekarang ini lima tipe masyarakat sudah sdemikian menggenjala, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, seperti reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran, dan produktif.
KEPRIBADIAN YANG SEHAT MENURUT FROMM
Kepribadian yg sehat menurut fromm ialah sebagai mana iya mampu untuk mencintai dan di cintai ada rasa creative mempunyai fikiran yang berkembang memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang
 Fromm tertarik pada aspek cultural.fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah yang berorientasi produktif dan yang tidak sehat adalah yang berorientasi non produktif.
1.      Orientasi produktif yaitu memiliki tiga dimensi – bekerja, dan bernalar.
Fromm percaya bahwa tipe ini hanya dapat menggunakan kekuatan atau kekuasaan  jika mereka bebas dan independen dari control orang lain.tipe ini mampu menciptakan cinta yang dewasa. Berikut ini adalah aspek-aspek kepribadian yang sehat dengan orientasi produktif menurut fromm.
Manusia yg sehat menilai kerja bukan sebagai dari akhir suatu hal, namun sebagai jalan untuk mengungkapkan diri secara creative.
Cinta yg produktif digambarkan melalui empat kualitas cinta sebagaimana telah di bahas sebelumnya rasa peduli, tanggung jawab, rasa hormat,dan pengetahuan orang sehta memiliki biofilia atau biophilia (bio= hidup,philos/ philia = cinta), hasrat akan hidup dan sesuatu yg hidup.
Pikiran yang produktif  meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.
Suara Hati,Menurut Fromm suara hati merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Fromm membedakan suara hati dalam dua tipe, yaitu suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN YG SEHAT
            Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak atau menyingkirkan. Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1.     Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
2.     Mampu mencintai dan dicintai
3.     Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tersebut.
4.     Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
5.     Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
6.     Memiliki watak sosial yang produktif

DAFTAR PUSTAKA

Feist, and feist.(2010) theories of personality
           by mc graw hill education (as) and salemba.
http://hildamawardya.blogspot.co.id/2015/04/teori-kepribadian-sehat-menurut.ht

Jumat, 08 April 2016

konsep sehat menurut abraham maslow ( kesehatan mental )

Konsep sehat menurut abraham maslow

Konsep hierarki kebutuhan
      
        Dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu. 
             Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidua hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makanp selama beberapa
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:

1.Kebutuhan fisiologis : kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang palling dasar dari kebutuhan maslow ,kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan.
2. kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman: Apabila kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi, maka manusia akan didorong oleh kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Maslow percaya bahwa kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang bersifat ritun dan dapat diramalkan. Ketidakpastian sulit dipertahankan, karena itu kita berusaha untuk mencapai sebanyak mungkin jaminan, perlindungan, ketertiban menurut kemampuan kita misalnya, kita menambah uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam  pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak kehilangan tunjangan tambahan.
3. Kebutuhan sosial: mencakup kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki, kasih sayang, diterima-baik, dan persahabatan. Pada tingkat kebutuhan ini, dan belum pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu.
4. Kebutuhan akan penghargaan: mencakup faktor penghormatan internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian.Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri: mencakup hasrat untuk makin menjadi diri sepenuhkemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.

Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Kepribadian yang sehat menurut maslow adalah bagaimana kita memuaskan kebutuhan yang paligg dasar dahulu karena jika tidak terpenuhi iya akan timbul kebutuhan yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri , Abraham Maslow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah Individu yang dapat mengaktualisasikan dirinya. Individu yang sehat adalah individu yang dapat mengaktualisasikan diri dengan baik dan imbang, yang artinya mengaktualisasikan diri secara optimal dan individu itu sendiri dapat mengatasi dirinyaa sendiri seperti teorinya dan  individu tersebut akan mengetahui kondisi luar. Semua individu  dapat menemukan dalam pengalaman dan potensi dalam kepribadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya. Tekanan yang tidak begitu banyak pada penyembuhan konflik-konflik yang ada hubungannya dengan masa kanak-kanak dan luka-luka emosional pada masa lampau dibandingkan dengan pelepasan sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi, dan dorongan.

Meta Needs
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.

Deficiency Needs
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.

Ciri-ciri Actualized People
1. Mempunyai persepsi akan kenyataan yang lebih efisien
2. Menerima dirinya sendiri, orang lain dan alam.
3. Memiliki spontanitas, kesederhanaan dan kealamian
4. Dalam kehidupannya mereka melakukan pendekatan yang berfokus pada masalah.
5. Mempunyai kebutuhan akan privasi.
6. Memiliki kemandirian.
7. Melakukan penghargaan dengan cara yang selalu baru.
8. Mengalami pengalaman-pegalaman puncak.
9. Memiliki keterikatan sosial.
10  Memiliki hubungan interpersonal yang kuat.
11. Memiliki sikap yang demokratis
12  Mempunyai kemampuan untuk membedakan antara cara dan tujuan.
13  Memiliki rasa humor yang filosofis.
14  Mempunyai kreativitas
15.  Tidak memilik enkulturasi yang diharuskan oleh kultur.

daftar pustaka
https://worldalternativeenergy.wordpress.com/2014/04/09/kepribadian-sehat-menurut-abraham-maslow/
http://arrozihakim.blogspot.co.id/2015/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://irapermatasari01.blogspot.co.id/2012/04/teori-kepribadian-sehat-abraham-maslow_23.html