Rabu, 27 April 2016

KESEHATAN MENTAL

Nama kelompok : edwina mulia
                              fildzah raudina sabilah
                              prinncess schmieder
                              risma vega
                              nurul hikmah

A.  Identitas Jurnal

Ø  Judul: “Stress Kerja Ditinjau dari Konflik Peran Ganda dan Dukungan Sosial pada Perawat”
Ø  Penulis: Ummu Hany Almasitoh
Ø  Departemen Penulis :
Universitas Widya Dharma Klaten, Fakultas Psikologi
Ø  Penerbit: Psikoislamika, Jurnal Psikoogi Islam (JPI) 2011. Lembaga Penelitian Pengembangan dan Keislaman (LP3K). Vol 8. No. 1 2011
Ø  Jenis penelitian: Study Kasus
Ø  Tujuan Penelitian: mengetahui apakah konflik peran ganda dan dukungan sosial mempengaruhi stress kerja pada perawat.
Ø  Metodologi:
Teknik Penelitian : Non random sampel secara purposive, wawancara semi terstruktur, angket dan skala.

B.  Ringkasasan jurnal
            Ellis dan Harley (2011) mendefinisikan perawat adalah orang yang merawat dan menjaga orang yang membutuhkan karena sakit. Berdasarkan wawancara dengan dua orang perawat salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta tugas tugas pokok perawat pelaksanaan bagian rawat inap antara lain, yaitu yaitu melaksanakan pengkajian perawatan, melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosis keperawatan, merencanakann dan melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada individu, melaksanakan pendokumentasian askep, melaksanakan sistem kerja yang terbagi atas tiga waktu yaitu pukul 06.30-13.30, pukul 13.30-20.30 dan pukul 20.30-06.30, melaksanakan tugas siaga on call di rumah sakit, memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaaan siap pakai, melakukan pre serta post conference dan serah terima pasien pada saat pergantian dinas, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang, dan melakukan droping pasien. Tugas-tugas yang begitu banyak serta monoton menjadi stresor bagi perawat, terkadang perawat juga harus berhadapan dengan sikap pasien yang emosional.
            Selain permasalahan yang dihadapi, permasalahan yang menimbulkan stress kerja perawat adalah keterbatasan SDM dan peran sebagai wanita bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai ibu rumah tangga yang sama-sama membutuhkan waktu, tenaga, dan perhatian. Stress kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah dan ketegangan emosional yang menghambat performance individu (robbins, 2004). Dalam kenyataannya, kebanyakan perawat di Indonesia adalah wanita. Peran ganda yang diemban oleh wanita ini sangat riskan dengan konflik keluarga-pekerjaan. Apalagi pada wanita yang bekerja, karena konflik yang dihadapi dapat menyebabkan seseorang tidak dapat berfungsi secara normal dan menjadi tidak seimbang (Mansfield,Koch,Henderson,Vicary,Cohen & Young,1991).

Kerangka kerja teoritik
Stres kerja
            Evan dan Johnson (2000) menyebutkan bahwa stress Kerja merupakan satu factor yang menentukan naik turunnya kinerja karyawan. Pemicu stress kerja tersebut berasal dari interaksi seseorang dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya yang tidak nyaman (Luthans, 1998). Ada tiga factor penyebab stress kerja, yaitu:
1.      Factor lingkungan, yaitu keadaan secara global. Lingkungan yang dapat menyebabkan stress ialah ketidakpastian lingkungan, seperti ketidakpastian situasi ekonomi, ketidakpastian politik, dan perubahan teknologi. Kondisi organisasi ini akan mempengaruhi individu yang terlibat didalamnya (Sheridan & Radmacher, 1992).
2.      Factor organisasional, yaitu kondisi organisasi yang langsung mempengaruhi kinerja individu. Kondisi-kondisi tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a)      Karakteristik intrinsik dalam pekerjaan, yaitu setiap pekerjaan memiliki kondisi yang berkaitan dengan pekerjaan.
b)      Karakteristik peran individu. Pekerjaan atau jabatan yang disandang individu memunculkan peran.
c)      Karakteristik lingkungan sosial. Komposisi personalia dalam organisasi akan membentuk pola hubungan interpersonal.
d)     Iklim organisasi, yaitu karakteristik khas yang bersifat relative tetap dari lingkungan suatu organisasi yang membedakannya dengan organisasi lainnya.
e)      Karakteristik fisik lingkungan kerja. Kondisi fisik lingkungan suatu pekerjaan memiliki pengaruh penting pada kinerja dan kepuasan kerja (Gifford, 1987).
3.      Factor individual, terdapat dalam kehidupan pribadi individu diluar pekerjaan, seperti masalah keluarga dan ekonomi (Sheridan & Radmacher 1992).

Aspek – aspek stress kerja
Menurut Schultz dan Schultz (1994) dan Robbins (2004), aspek – aspek stress kerja meliputi, pertama, deviasi fisiologis, hal ini dapat dilihat pada orang Yang terkena stress antara lain adalah sakit kepala,pusing,pening,tidak tidur teratur,susah tidur. Kedua adalah deviasi psikologis yang mencakup sedih,depresi,mudah marah,hati merana gelisah,cemas. Ketiga adalah deviasi perilaku yang mencakup kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi janji. 
Jenis-jenis stress kerja
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadidua, yaitu: (1) Eustress, adalah akibat positif yang ditimbulkan olehstres yang berupa timbulnya rasa gembira, perasaan bangga, menerimasebagai tantangan, merasa cakap dan mampu, meningkatnyamotivasi untuk berprestasi, semangat kerja tinggi, produktivitas tinggi, timbul harapan untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan, serta meningkatnya kreativitas dalam situasi kompetitif. (2) Distress, adalah akibat negatif yang merugikan dari stres, misalnya perasaan bosan, frustrasi, kecewa, kelelahan fisik, gangguan tidur, mudah marah, sering melakukan kesalahan dalam pekerjaan, timbul sikap keragu-raguan, menurunnya motivasi, meningkatnya absensi, serta timbulnya sikap apatis.
Konflik Peran Ganda
            Menurut Kahn (dalam  Duxbury & Higgins, 1991) adalah bentuk dari inter-role-conflict dimana tekanan peran dari pekerjaan dan lingkungan keluarga satu sama lain saling bertentangan. Parasuraman, Greenhauss, dan Granrose (1992) dan Voydanoff (1995), mengemukakan bahwa konflik peran ganda dapat terjadi dalam 3 jenis, yang pertama adalah konflik yang disebabkan waktu (time based conflict), kedua adalah konflik yang disebabkan oleh ketegangan (strain based conflict) dan yang ketiga, adalah konflik yang disebabkan oleh perilaku (behavior based conflict). Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya konflik peran ganda, yaitu pengasuhan anak dan bantuan pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan keluarga.
Dukungan Sosial
            Menurut Cohen dan Syme (1985), terdapat empar aspek dukungan sosial, yaitu:
1)      Dukungan emosional
2)      Dukungan informative
3)      Dukungan instrumental
4)      Penilaian positif
            Johnson dan Johnson (2000) mengungakapkan bahwa dukungan sosial secara umum akan meningkatkan:
1)      Produktifitas
2)      Kesejahteraan psikologi
3)      Kesehatan fisik
4)      Managemen stress yang produktif melalui perhatian, informasi, dan umpan balik.
C.  Analisis

Luthans mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh  perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Pada kasus perawat tersebut mengalami 2 peran yang berbeda dalam satu pekerjaan yaitu peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai perawat yang harus memperhatikan keadaan pasien. Hal itu menyebabkan perawat mengalami tuntutan psikologis dan fisik.
Dalam kasus yang ditunjukan diatas para perawat mengalami gangguan distress yang mengakibatkan perasaan bosan  dan kelelahan fisik (Quick and Quick) akibat harus membagi tugas antara perhatian kepada pasien dan perhatian pada keluarga. Namun disisi lain mereka juga mengalami Eustress  yang menyebabkan para perawat menjadi lebih bersemangat dalam menjalani pekerjaan karena adanya dukungan keluarga (dukungan sosial). Menurut Terry Beehr dan John Newman menyimpulkan tiga gejala dari stress pada individu, yaitu:
1)      Gejala psikologis :
a.       Komunikasi yang tidak efektif
b.      Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
c.       Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
2)      Gejala fisiologis :
a.       Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)
b.      Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahanyang kronis (chronic fatigue syndrome)
3)      Gejala perilaku
a.       Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

b.      Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar